(Renungan) Dasar Hidup Kudus

Dasar Hidup Kudus
(Thomas Eko)

Pada kedua perintah inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
(Mat. 22:40)

Kalender Liturgi Jumat, 22 Agustus 2025
Bacaan Pertama: Rut. 1:1. 3-6. 14b-16. 22
Mazmur Tanggapan: Mzm. 146:5-6. 7. 8-9a, 9bc-10
Bacaan Injil: Mat. 22:34-40

Orang Farisi adalah kelompok orang yang sangat taat pada Hukum Taurat. Mereka juga dikenal karena penafsirannya yang ketat dan sering berlebihan pada hukum tersebut. Mereka bertanya kepada Yesus untuk melihat apakah ajaran-Nya berbeda dan apakah mereka bisa menemukan kesalahan dalam jawaban-Nya, karena banyaknya Hukum Taurat. Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah perintah yang terutama dan yang pertama. Perintah yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua perintah inilah tergantung seluruh Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi."  

Dengan sungguh mengasihi dan mengindahkan Tuhan serta perintah-Nya, orang dapat menjalankan Hukum Taurat yang mengatur hubungan dengan sesama, bukan karena terpaksa atau ambisi pribadi supaya dipandang taat dan baik.  

Di masa sekarang, hukum dan norma juga memiliki landasan kasih. Dengan mengasihi Tuhan, kita dapat mengasihi sesama dan taat pada hukum yang berlaku. Orang yang dengan sukacita bertindak karena kasih akan terbebas dari tekanan aturan hukum karena sejalan dengan nilai kasih. Tetapi yang dilandasi keterpaksaan dan memikirkan dirinya sendiri akan berada di bawah tekanan hukum dan mencari celah untuk melanggar.  

Setiap kali berdoa, saya dan Anda semua pasti memohon dan beriman bahwa Tuhan Maha Pengasih, memohon rahmat-Nya agar mampu hidup dalam hukum kasih. Hukum kasih dibutuhkan dalam hidup kita di gereja dan masyarakat untuk membangun persaudaraan. Seperti dalam memaafkan bila ada anggota atau kelompok yang berbuat salah.
  
Setiap manusia bagi Yesus begitu berharga, dan ajaran kasih itulah yang paling penting bagi kita untuk memelihara kehidupan bagi diri sendiri dan sesama, terutama untuk kekudusan hidup.

Akankah kita kelak layak masuk rumah Bapa jika kita belum sungguh mengasihi baik pada Bapa dan pada sesama?

Doa:
Bapa Yang Maha Pengasih, puji syukur atas iman dan sabda-Mu melalui kitab suci. Kami mohon rahmat dan penyertaan-Mu dalam mewartakan kasih Yesus dalam keseharian kami. Semoga hati dan perbuatan kami selalu Engkau terangi, sehingga kami sungguh mengasihi Engkau dalam rupa sesama kami, terutama yang menderita dan membutuhkan belas kasihan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, segala hormat dan kemuliaan bagi Allah Bapa. Amin. 





 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia