(Renungan) Menjadi Pribadi yang Murah Hati

Menjadi Pribadi yang Murah Hati
(Cecilia Hesti Prayoganingsih)

Kata Yesus kepadanya, "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah apa yang kau miliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, dan engkau akan memiliki harta di surga. Kemudian, datanglah kemari dan ikutlah Aku."
(Mat. 19:21)

Kalender Liturgi Senin, 18 Agustus 2025
Bacaan Pertama: Hak. 2:11-19
Mazmur Tanggapan: Mzm. 106:34-35. 36-37. 39-40. 43ab. 44
Bacaan Injil: Mat. 19:16-22

Scott-Vincent Borba, seorang ahli estetika selebriti asal Amerika Serikat, dikenal sebagai pengusaha sukses pendiri merek kosmetik e.l.f. BORBA Inc. dan Scott-Vincent Borba Inc. Perusahaannya telah berkembang secara global, dengan kantor pusat yang berlokasi di Beverly Hills, Los Angeles, kawasan elit yang dipenuhi kemewahan dan pesta selebritas, termasuk bersama tokoh-tokoh terkenal seperti Paris Hilton.

Namun, pada tahun 2019, di usia 46 tahun, ia membuat keputusan mengejutkan. Ia masuk ke St. Patrick’s University and Seminary di Menlo Park, California. Ia menyerahkan seluruh kekayaannya dan mendonasikannya untuk kegiatan sosial, termasuk bagi para tunawisma dan penderita kanker. Kini, ia telah ditahbiskan menjadi diakon dan tengah menjalani proses untuk menjadi imam Katolik. Keputusan Borba berani mengambil keputusan radikal, melepaskan harta jutaan dollarnya untuk mengikuti panggilan Yesus.

Kisah Borba bertolak belakang dengan kisah seorang pemuda kaya dalam Injil hari ini. Ia ingin memperoleh hidup kekal dan bertanya kepada Yesus perbuatan baik apa yang harus ia lakukan. Ia merasa sudah melakukan semua perintah Allah yang ada di hukum Taurat. Ternyata Yesus meminta lebih dari itu. Yesus minta agar pemuda kaya itu menjual semua hartanya dan memberikannya pada orang-orang miskin dan mengikuti Dia. Mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab banyak harta miliknya (Mat. 19:22). Tampak di sini Yesus menguji pemuda kaya ini. Ternyata ia lebih memilih hartanya daripada mengasihi Allah dan sesamanya. 

Sikap murah hati dan mau berbagi pada sesama yang membutuhkan adalah ciri khas pengikut Yesus. Apakah salah bila kita mempunyai harta di dunia ini? Tidak. Kita memang perlu bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup dan mendapatkan uang. Namun ketika harta menjadi pusat hidup dan kita terikat padanya, hal ini dapat menjadi penghalang kita untuk lebih mengasihi Allah dan sesama. 

Kisah ini mengingatkan kita bahwa mengikuti Yesus memang memerlukan keberanian untuk berkorban, termasuk melepaskan hal-hal yang kita cintai. Yesus mengajarkan pentingnya tetap menjaga hati kita agar tidak terikat pada kekayaan dan mengutamakan kasih kepada Allah dan sesama di atas segalanya. 

Doa:
Ya Allah Bapa Yang Maha Kasih dan Maha Penyayang. Kasih-Mu tak terhingga pada kami umat-Mu. Namun, masih sering kami lebih memilih kesenangan duniawi daripada mengasihi-Mu dan sesama kami. Putra-Mu Yesus Kristus telah mengajari kami jalan hidup yang benar sesuai panggilan-Mu. Berilah kami kemurahan hati dan kerendahan hati agar kami mampu mengasihi sesama kami dengan tulus dan ikhlas seperti Putra-Mu sendiri telah mengasihi kami tanpa pamrih sampai akhir hidup-Nya. Mohon bimbing kami melalui Roh Kudus-Mu agar kami dapat makin mengasihi-Mu dengan terus melakukan hal-hal baik terhadap sesama kami. Semua doa ini kami serahkan pada-Mu Bapa, dalam nama Yesus Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.
 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia