(Renungan) Menutup dan Merintangi Pintu Kerajaan Surga
Menutup dan Merintangi Pintu Kerajaan Surga
(Made Shinta)
(Made Shinta)
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab, kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
(Mat. 23:13)
Kalender Liturgi Senin, 25 Agustus 2025
Pfak. St. Ludovikus
Bacaan Pertama: 1Tes. 1:2b-5.8b-10
Mazmur Tanggapan: Mzm. 149:1-2.3-4.5-6a.9b
Bacaan Injil: Mat. 23:13-22
Mazmur Tanggapan: Mzm. 149:1-2.3-4.5-6a.9b
Bacaan Injil: Mat. 23:13-22
Para ahli Taurat dan orang Farisi tidaklah buruk sejak awal. Ahli Taurat adalah para ahli hukum, guru agama, dan juru tulis yang bertugas memelihara, mempelajari, mengajarkan, dan menerapkan Hukum Taurat dalam kehidupan masyarakat Yahudi. Orang Farisi adalah kelompok keagamaan dan politik Yahudi pada masa Bait Allah Kedua (536 SM-70 M). Mereka dikenal karena ketaatan yang ketat pada Hukum Taurat dan tradisi Yahudi, juga sebagai guru dan pemimpin agama Yahudi. Mereka adalah orang awam yang melayani dengan misi untuk memastikan bahwa generasi berikutnya mengenal dan mengasihi Allah dengan sepenuh hati.
Seiring berjalannya waktu, posisi mereka dalam masyarakat semakin kuat dan berpengaruh, mereka pun menyimpang dari misi yang diberikan Allah. Tuhan Yesus mengecam hal ini. Mereka gagal mendengarkan firman Allah untuk dapat mengenali dan menerima jalan, kebenaran, dan hidup dalam diri Tuhan Yesus Sang Mesias. Mereka kehilangan belas kasih dengan menutup pintu dan merintangi para pemungut cukai, orang berdosa, dan bangsa lain masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Berbeda dengan Santo Ludovicus yang kita peringati pada hari ini, raja di Perancis, dan juga anggota Ordo Ketiga Fransiskan yang hidup dalam semangat kemiskinan meneladani Santo Fransiskus. Ia hidup sesuai dengan keyakinannya sebagai seorang Katolik, memerintah rakyatnya dengan adil, bijaksana, murah hati, dan penuh belas kasihan. Ia menerapkan prinsip kristiani sejati; dengan mendengarkan mereka yang miskin dan terabaikan, menyediakan waktu bagi siapa saja, tidak hanya bagi yang kaya serta berpengaruh. Ia pun memajukan pendidikan Katolik dan mendirikan biara-biara agar semakin banyak rakyatnya mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus.
Kita sebagai pengikut Kristus atau pelayan Allah di Gereja maupun di lingkungan dapat jatuh ke dalam lubang yang sama dengan ahli Taurat dan orang Farisi. Alih-alih mengajak orang, perkataan, perbuatan, dan tingkah laku kita malah menjauhkan mereka dari Kerajaan Surga.
Marilah kita  hidup dengan penuh belas kasih, dan menjaga konsistensi antara perkataan dan perbuatan!
Doa:
Tuhan Yesus Yang Maha Baik, mohon anugerahkan kami hati yang tulus dalam mengasihi-Mu dan sesama. Ajarilah kami agar selalu selaras dalam iman, perkataan, dan perbuatan. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar