(Renungan) Nasihat Yesus untuk yang Suka Pewe

Nasihat Yesus untuk yang Suka Pewe
(Melani Sudhana)

“Engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu.” 
(Luk. 14:14a)

Kalender Liturgi Minggu, 31 Agustus 2025
Bacaan Pertama: Sir. 3:17-18. 20. 28-29
Mazmur Tanggapan: Mzm. 68:4-5ac.6-7ab.10-11
Bacaan Kedua: Ibr. 12:18-19.22-24a
Bacaan Injil: Luk. 14:1.7-14

Di antara orang Farisi ada kebiasaan saling bergantian mengundang ke rumah di hari Sabat siang. Kali ini mereka mengundang Yesus, agar dapat mendakwanya jika Ia melanggar peraturan hari Sabat. Tapi yang terjadi Yesuslah yang mengamati tingkah laku mereka.

Orang Farisi terkenal dengan ambisi akan kedudukan dan gila hormat. Yesus menegur mereka dengan menceritakan perumpamaan jika diundang ke pesta pernikahan. Jangan duduk di tempat kehormatan. Siapa tahu tempat itu sudah disediakan bagi orang yang lebih terhormat. Jika orang duduk di belakang dan ternyata dialah tamu kehormatan, maka tuan rumah akan mengajaknya maju ke depan ke tempat kehormatan. Semua orang akan memandangnya dan mereka akan tahu, dialah orang terhormat. 

Perumpamaan ini ditutup dengan sabda: “Sebab, siapa saja yang meninggikan diri, akan direndahkan dan siapa yang merendahkan diri, akan ditinggikan.” (Luk. 14:11) Yang dimaksud Yesus, siapa yang meninggikan diri adalah orang Farisi. Yang merendahkan diri adalah mereka yang berdosa, menyesali dosanya, dan bertobat. 

Selain itu Yesus pun menasihati tuan rumah. Tamu yang diundang jangan hanya yang dikenal dan berkedudukan, tapi juga mereka yang tidak dikenal dan membutuhkan. Memang mereka tidak akan bisa mengundang balik karena mereka tidak mampu. Tapi akan ada kebahagiaan di hari kebangkitan orang-orang benar.

Saya terkesan saat paroki kami mengadakan makan siang Natal bersama. Yang diundang adalah umat berkebutuhan khusus dan juga masyarakat lain yang membutuhkan, seperti pemulung, driver ojol, penjual di lapak pasar, dsb. Saat membantu di acara tersebut, saya terkesan dengan teman saya yang mengajak anak-anaknya untuk ikut melayani. Saya melihat teman saya tersenyum bahagia menyaksikan anak-anaknya menunaikan tugas dengan baik dan sempurna. Saya bayangkan Bapa di surga akan sangat bahagia seperti teman saya, jika kita pun mau merendahkan diri ikut terlibat dalam melayani sesama. 

Apakah kita termasuk yang merasa pewe (posisi wuenak) sehingga tidak mau bergeser dari kenyamanan, untuk melihat dan menolong sekeliling kita?

Doa:
Bapa Yang Maha Kasih, mampukan kami untuk selalu bisa merendahkan diri, terutama di hadapan-Mu. Ampuni kemegahan yang sempat ada di hati kami. Mampukan kami untuk selalu memperhatikan mereka yang membutuhkan di sekeliling kami. Amin.





 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia