(Renungan) Jujur, Jujur, dan Jujur
Jujur, Jujur dan Jujur
(Antonius Tjahiono)
(Antonius Tjahiono)
Yesus memanggil seorang anak kecil,
menempatkannya di tengah-tengah mereka, 
(Mat. 18:2)
Bacaan Pertama: Yes. 66:10-14c
Mazmur Tanggapan: Mzm. 131:1,2,3
Bacaan Injil: Mat. 18:1-5
Yesus adalah guru yang sangat luar biasa, karena Ia mampu membuat analogi yang sangat mudah dipahami oleh orang banyak. Seperti yang terjadi saat Yesus dan para murid dalam perjalanan dari Kaisarea menuju Yerusalem. Murid-murid-Nya mempertengkarkan tentang siapa yang terbesar di antara mereka.
Di Kapernaum, saat Yesus beristirahat, para murid-Nya bertanya kepadaNya, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Yesus tidak menjawab, tetapi memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka. Yesus ingin mengajarkan konsep Kerajaan Surga.
Mereka yang akan masuk Kerajaan Surga adalah semua orang yang mau bertobat, menyadari dirinya yang lemah dan kecil, bukan yang kuat dan besar seperti yang diributkan oleh para murid-Nya. Yesus mau mereka bisa merendahkan diri seperti anak kecil dengan sifat yang polos, sederhana dan jujur. Dari sifat-sifat anak kecil ini, aku suka dengan anak kecil yang jujur, jujur dan jujur. Karena kejujuran adalah kelurusan hati. Ketulusan hati yang sangat berguna dalam kehidupan.
Di masa kecilku, kami anak-anak bermain dengan jujur. Seperti ketika bermain layang-layang. Bila layang-layang ada ekornya maka tidak akan diadu, digesek benangnya supaya putus layang-layangnya. Bila layang-layang putus atau lepas di tangan, bukan karena aduan, maka layang-layangnya bisa diminta kembali pada anak yang mendapatkannya. Mereka sungguh jujur, jujur dan jujur. Aku mau terus berbuat jujur. Saat bekerja, aku meminta karyawan baru pada bagian personalia. Dengan bercanda mereka menanyakan; mau karyawan yang pintar atau jujur? Tentunya kalau dihadapkan untuk harus memilih salah satu, aku akan memilih yang jujur.
Anak-anak pada umumnya mempunyai sifat jujur, tidak serakah, tidak mau menang sendiri. Yesus mengedepankan anak-anak sebagai contoh, bahwa dengan berbuat jujur, jujur dan jujur adalah suatu perbuatan yang sangat mendasar. Dengan berbuat jujur aku merasa lega, sukacita dan tidak berbeban, serta membuat aku dan orang lain bahagia.
Apakah kita masih bisa jujur seperti anak kecil? Karena dengan seperti anak kecil kita akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Doa: 
Tuhan Yesus, Guru dan Junjunganku. Engkau selalu menyertai dan mengasihiku. Semoga aku dapat menjadi seperti anak kecil yang selalu berbuat jujur, jujur dan jujur, sehingga aku layak menjadi anak-Mu. Aku mau melayani dengan memancarkan cahaya Kerajaan Surga seperti yang Engkau kehendaki. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar