(Renungan) Manusia

Manusia
(Yohanna Fransisca Tjen Nonie)

"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia." 
(Luk. 9:44b)

Kalender Liturgi Sabtu, 27 September 2025
Peringatan Wajib S. Vinsensius a Paulo
Bacaan Pertama: Za. 2:1-5,10-11a
Mazmur Tanggapan: Yer. 31:10.11.12ab.13
Bacaan Injil: Luk. 9: 43b-45

Suatu hari, saya menghadiri rapat di gereja. Seusai rapat, saya melihat ada sekelompok orang berkerumum di area parkir. Beberapa di antara mereka mengenali saya, lalu menghampiri dan mengajak berbicara mengenai persoalan yang sedang mereka hadapi, yaitu pengurangan tenaga kerja di paroki. Saya pun berusaha menenangkan mereka dengan sebuah kisah.

Di sebuah sekolah pinggiran kota, ada seorang bapak yang bekerja sebagai penjaga bel dengan cara memukul kentongan, untuk menandai masuk kelas, waktu istirahat, dan pulang sekolah. Ia telah mengabdi di sana selama 25 tahun. Suatu hari, sekolah tersebut menerapkan peraturan baru: semua pegawai harus bisa membaca dan menulis. Sayangnya, bapak itu buta huruf, sehingga ia pun diberhentikan dari pekerjaannya. Dalam suasana hati yang berat, ia berjalan pulang. Sepanjang perjalanan, ia memikirkan apa yang akan ia katakan kepada istrinya. Cuaca begitu panas, tubuhnya letih dan haus. Ia ingin mencari warung makan, tetapi tidak ada satu warung pun di sepanjang jalan. 
Dari situlah ia mendapat ide untuk membuka rumah makan di daerah itu. 

Beberapa tahun kemudian, usaha rumah makan tersebut berkembang pesat hingga ia memiliki banyak uang. Saat suatu kali melakukan transaksi besar di bank, ia harus membubuhkan cap jempol, karena tidak bisa menulis. Petugas bank berkata, “Sayang sekali, bapak memiliki begitu banyak uang, tapi tidak bisa menulis.” Dengan tenang bapak itu menjawab, “Kalau saya bisa membaca dan menulis, mungkin sampai sekarang saya masih bekerja sebagai penjaga bel di sekolah.”

Bacaan Injil hari ini tentang Anak Manusia yang akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Sebuah keadaan yang tampak menakutkan, seolah penuh kehilangan, keputusasaan, bahkan sirnanya kepercayaan. Namun, dari situ kita melihat sinar terang keselamatan Tuhan. Dengan menyerahkan diri-Nya ke tangan manusia, Tuhan justru ingin memberikan kehidupan yang lebih baik, penuh harapan, janji hidup kekal, dan keselamatan di surga.

Sering kali kita juga merasa putus asa ketika menghadapi kesulitan. Iman menjadi goyah, doa terasa hampa, dan hati dipenuhi penyesalan. Padahal, Tuhan selalu ada di sisi kita, siap menolong dan memberikan yang terbaik.

Apakah kita masih meragukan kebaikan-Nya?

Doa:
Tuhan, Engkau tidak pernah berjanji bahwa hidup di dunia akan bebas dari duri. Namun, Engkau berjanji selalu menyertai, melindungi, dan mengasihi kami. Semoga seluruh umat-Mu senantiasa berada dalam perlindungan-Mu. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia