(Renungan) Pelayanan yang Sederhana

Pelayanan yang Sederhana
(Susan Tjia)

kata-Nya kepada mereka, “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. Jangan membawa tongkat atau kantong perbekalan, roti atau uang, atau dua helai baju.”
(Luk. 9:3)

Kalender Liturgi: Rabu, 24 September 2025
Bacaan Pertama: Ezr. 9:5-9
Mazmur Tanggapan: Tb. 13:2.3-4a.4bcd.5.8
Bacaan Injil: Luk.9:1-6

Hari ini saya diingatkan untuk memercayai Tuhan dalam segala hal, seperti dalam kisah Lukas 9:3. Yesus memerintahkan kedua belas murid untuk memberitakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat. Mereka diperintahkan pergi tanpa membawa bekal apa-apa dalam perjalanan mereka. Tujuannya agar para murid mewartakan dalam kesederhanaan dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

Percaya pada penyelenggaraan Ilahi sangat penting dalam pelayanan. Sikap rendah hati, siap siaga, rela berkorban, komitmen waktu dan percaya bahwa Tuhan akan meyediakan semuanya adalah sikap-sikap yang harus dimiliki oleh mereka yang bekerja dalam pelayanan. Merenungkan ayat ini, timbul pertanyaan dalam diri saya: Bagaimana saya dapat menerapkannya jika saya ikut melayani?

Saat ini saya hanya bergabung dalam komunitas PETA (Pendamping Tata Tertib) Lingkungan. Tetapi PETA bukanlah seperti pelayanan ibadah, pelayanan doa, pelayanan koinonia, pelayanan diakonia atau pelayanan lain-lain yang lebih sibuk. Saya tidak ambil bagian dari salah satu pelayanan-pelayanan di atas, karena saya masih memiliki ketergantungan yang tinggi akan “kebutuhan” duniawi; seperti sibuk dengan pekerjaan, sibuk dengan hobi sendiri dan tidak dapat membagi waktu. Hingga saat ini saya masih belum menjadikan pelayanan sebagai tujuan hidup.

Saya pernah diajak teman satu lingkungan untuk ikut pelayanan dalam komunitas Legio Maria. Saya tidak mau bergabung karena tidak punya waktu. Saya merasa tidak siap harus berkeliling mengunjungi orang sakit dan mendoakan mereka. Saya juga tidak siap mengikuti rapat-rapatnya. Jadi saya memilih lebih fokus pada pekerjaan saya dan mengikuti kegiatan yang lain-lain, yang tidak berhubungan dengan pelayanan. 

Tuhan menghendaki kita memahami tujuan hidup kita masing-masing. Pekerjaan kita bukan alasan dan halangan untuk melakukan pewartaan dan pelayanan. Pewartaan bisa dilakukan lewat hal sederhana seperti: berbuat baik kepada sesama dan bertutur kata yang tidak menyakiti hati orang lain. Mari kita letakkan tujuan hidup kita di dalam Tuhan, maka Tuhan akan meyediakan semua kebutuhan kita di hidup ini. Sudah siapkah kita bergantung sepenuhnya pada Tuhan?

Doa:
Tuhan, tolong tumbuhkan semangat kami untuk melayani sesama dan semoga kami semakin bertumbuh di dalam setiap pelayanan. Kami percaya Engkau akan senantiasa menyertai setiap langkah kami. Amin.
 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia