(Renungan) Tanah yang Baik

Tanah yang Baik
 (AM. Regina T.)

“Yang di tanah yang baik artinya orang-orang mendengarkan Firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik, dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” 
(Luk. 8:15)

Kalender Liturgi Sabtu, 20 September 2025
PW. S. Andreas Kim Taegon, Imam, dan Paulus Chong Hasang, dkk. Martir Korea
Bacaan Pertama: 1 Tim. 6:13-16
Mazmur Tanggapan: Mzm. 100:2.3.4.5
Bacaan Injil: Luk. 8:4-15

Yesus dalam memberikan pengajaran kerap kali menggunakan perumpamaan. Dalam bacaan hari ini, Ia mengibaratkan diri-Nya sebagai seorang penabur. Benih yang ditabur adalah firman Allah. Ketika berkarya di dunia pada zaman-Nya, banyak orang yang tidak percaya dan meragukan Yesus sebagai Sang Sabda Hidup. Akibatnya, pengajaran Yesus sering kali menjadi sia-sia seperti benih yang hilang dipatuk burung. Seperti benih yang jatuh di kerasnya batu hati manusia dan terhimpit oleh gemerlap duniawi, membuat firman Allah tidak dapat bertumbuh.  

Yesus memanggil murid-murid-Nya. Mencari mereka yang seumpama tanah yang baik, yang dapat menerima benih taburan tempat Yesus menumbuhkan iman dan keyakinan mereka.  Yesus menyirami lahan iman para murid-Nya dengan contoh dan pengajaran akan cinta Sang Bapa kepada dunia. Para murid inilah yang akhirnya menjadi buah-buah iman, pergi ke berbagai penjuru dunia untuk mewartakan kabar gembira.  

Santo Andreas Kim Taegon, imam Katolik pertama dari Korea pada abad ke 18, diperingati hari ini sebagai martir yang begitu luar biasa. Ia lahir dari keluarga yang cukup terpandang dan orang tua yang juga berimankan ajaran Gereja Katolik. Pemuda yang baru berusia 25 tahun ini berani menerima kematian dipancung kepalanya demi membela keyakinan iman akan Kristus, Sang Juru Selamat, yang menjadi junjungan hidupnya. Alangkah beraninya seorang imam muda ini. Hidupnya adalah contoh dari tanah baik tempat firman Allah tumbuh, berakar dan berbuah seratus kali lipat.

Saya yang telah dibaptis sejak 21 Desember 2013, ternyata masih sering lupa menambahkan pupuk bagi lahan iman saya. Saya membiarkan dengan sadar ilalang liar tumbuh di sekitarnya dan kadang lalai menyiramnya. Membiarkan semak duri dunia menghimpit saya dan menikmatinya. Saya terkadang menganggap janji baptis sebagai jaminan untuk mendapatkan tempat terbaik di rumah Bapa. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan bahwa saya masih perlu banyak pertolongan Roh Kudus untuk memperbaiki lahan saya agar sungguh dapat berbuah seratus kali lipat. 

Bagaimana kondisi lahan hati anda? Apakah sudah menjadi tanah yang baik bagi benih sabda Allah?

Doa:
Ya Bapa Yang Baik, Sang Penabur yang sabar, kami sungguh ingin selalu menjadi tanah subur tempat Engkau dapat menebarkan pengajaran-Mu dan firman-Mu. Berilah kami Roh Kudus penolong kami, untuk dapat selalu mengingatkan bila kami mulai lemah, lalai, dan meninggalkan Engkau demi kesenangan yang ditawarkan dunia. Terima kasih Yesus.  Terpujilah Tuhan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia