(Renungan) Tuhan adalah Sumber Kekuatanku

Tuhan adalah Sumber Kekuatanku 
(Klara Yanti)

Naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah bait itu. Aku akan berkenan kepadanya dan dimuliakan, firman Tuhan.
(Hag. 1:8)

Kalender Liturgi Kamis, 25 September 2025
Bacaan Pertama: Hag. 1:1-8
Mazmur Tanggapan: Mzm. 149:1-5.6a.9
Bacaan Injil: Luk 9:7-9

Ayat ini membahas tentang panggilan Allah kepada umat Israel yang sudah terlalu sibuk dengan urusan pribadinya; membangun rumah mereka sendiri, tetapi mengabaikan rumah Tuhan yang roboh. Tuhan mengingatkan mereka untuk kembali kepada prioritas utama, membangun rumah Allah. Karena di situlah Allah berkenan dan menyatakan kemuliaan-Nya.

Anton adalah seorang ayah yang sibuk. Setiap hari bekerja keras untuk membangun rumah yang indah, membeli perabot baru, mobil mewah dan memenuhi semua kebutuhan keluarga. Namun, semakin banyak yang ia miliki, hatinya justru terasa kosong. Istrinya sering mengingatkan, “Pap, kita perlu berdoa bersama, jangan hanya sibuk bekerja.” Tetapi Anton selalu menunda segala kebutuhan rohaninya. Ia merasa dengan bekerja keras mencari uang, memberikan rumah, pelayanan eksklusif untuk anak dan istrinya sudah cukup. Urusan ke-Tuhan-an nanti saja bila dibutuhkan, karena untuk saat ini karierlah prioritas utama hidupnya.

Di sisi lain, Anton juga pernah mendengar tentang Yesus. Teman-temannya sering bercerita tentang mukjizat dan kasih-Nya. Ia penasaran, “Siapa Yesus itu?” Tetapi rasa ingin tahu itu berhenti di kepala, tidak pernah sampai ke hati. Ia seperti Herodes dalam Luk. 9:7-9 yang bingung tentang Yesus; hanya penasaran, tanpa sungguh mencari dan membuka diri.

Suatu hari, ia menghadapi masalah besar: usahanya jatuh, keluarganya hampir hancur. Dalam keputusasaan, istrinya mengajak berdoa bersama. Di momen sederhana itu, Anton merasakan damai yang tidak pernah ia temui sebelumnya. Saat itulah ia sadar: ia baru mengalami sungguh “bertemu” dengan Yesus yang hidup dalam keheningan doa. Hidup sering membuat kita sibuk dengan kebisingan duniawi, hingga melupakan Tuhan. Kita bisa tahu tentang Yesus, tetapi belum tentu benar-benar mengenal-Nya, sehingga akhirnya kita melupakan kehadiran-Nya.
 
Mari kita untuk membangun “mezbah Tuhan” dalam hidup keluarga, agar rahmat dan perlindungan-Nya sungguh berlimpah, sehingga menghasilkan buah sukacita dan damai sejahtera!

Doa: 
Terima kasih Tuhan untuk rahmat dan perlindungan-Mu yang berlimpah dalam hidupku. Mohon kiranya Kau curahkan Roh Kudus, agar semakin hari semakin lebih bijak dalam menjalani hidup ini. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia