(Renungan) Jangan Lelah untuk Berbuat Baik

Jangan Lelah untuk Berbuat Baik
(Francisca Kurniawati) 

tetapi kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.
(Rm. 2:10)

Kalender Liturgi Rabu, 15 Oktober 2025
PW. S. Teresa dari Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja
Bacaan Pertama: Rm. 2:1-11
Mazmur Tanggapan: Mzm. 62:2-3.6-7.9
Bacaan Injil: Luk. 11:42-46

Akhir bulan Agustus sampai dengan awal bulan September 2025 yang lalu, kita dihadapkan pada situasi dan kondisi negara yang tidak baik-baik saja. Ulah para pejabat publik yang tidak elok dalam berperilaku dan berkata-kata membuat kemarahan rakyat. Merek akhirnya berdemonstrasi dan berujung pada perilaku anarkis, yang menelan korban jiwa dari orang-orang yang tidak bersalah. Banyak pemberitaan di surat kabar dan media elektonik tentang kasus pembunuhan dan tindakan kekerasan yang berujung kepada hilangnya nyawa seseorang karena hal-hal sepele. Faktor ekonomi menyebabkan banyak orang menjadi stress, depresi dan akhirnya mencari jalan pintas penyelesaian masalah dengan bunuh diri.

Hal Ini membuat saya merenung, masih adakah kasih di zaman sekarang ini? Apakah masih ada orang-orang yang berkehendak baik, yang dengan tulus mau memperjuangkan kepentingan rakyat? Masih adakah orang jujur yang berintegritas tinggi dan mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi dan golongan?

Situasi Indonesia seperti situasi kota Roma saat Rasul Paulus memberitakan Injil. Kota Roma mengalami kemerosotan moral, kejahatan merajalela, korupsi di mana-mana. Rasul Paulus mengingatkan bahwa Allah akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Penderitaan dan kesengsaraan akan dialami oleh setiap orang yang berbuat jahat. Kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera diperoleh orang-orang yang berbuat baik. Karena itulah Paulus mengajak orang berbuat baik dan beriman kepada Kristus Sang Juru Selamat. Allah sudah lebih dahulu mencintai kita, maka selayaknya kita hidup sesuai dengan kasih-Nya. 

Rasul Paulus juga menegur kita untuk tidak menghakimi sesama, karena kita manusia melakukan kejahatan yang sama. Bagaimana kita bisa menghakimi orang lain sementara kita juga berbuat demikian?

Marilah kita merefleksikan hidup kita! Sudahkah kita hidup baik atas dasar kasih sesuai dengan kehendak Allah? Sebagai murid Kristus, beranikah kita melawan ketidakadilan? Kita harus menjadi pribadi yang berbeda seperti Kristus. Jangan pernah lelah berbuat baik meski lingkungan sekitar tidak mendukung, karena Allah akan menganugerahkan kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera!

Doa:
Tuhan Yesus, dalam situasi hidup saat ini yang penuh ketidakpastian, semoga kami semakin mengimani Kristus dalam hidup sebagai satu-satunya kebenaran. Utuslah Roh Kudus-Mu, agar kami berani untuk berbuat baik, karena Engkau sudah lebih dahulu mencintai kami dan menganugerahkan kasih karunia yaitu jalan keselamatan di dalam Kristus. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia