(Renungan) Membaca Tanda

Membaca Tanda
(Bernadette Esther)

Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?
(Luk. 12:56)

Kalender Liturgi Jumat, 24 Oktober 2025
Bacaan Pertama: Rm. 7:18-25a 
Mazmur Tanggapan: Mzm. 119: 66.76.77.93.94
Bacaan Injil: Luk. 12:54-59

…Kita saksikan udara abu-abu warnanya. Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya. Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari. Hutan kehilangan ranting. Ranting kehilangan daun. Daun kehilangan dahan. Dahan kehilangan hutan. Kita saksikan zat asam didesak asam arang dan karbon dioksid itu menggilas paru-paru. Kita saksikan gunung memompa abu. Abu membawa batu. Batu membawa lindu. Lindu membawa longsor. Longsor  membawa air. Air membawa banjir. Banjir membawa air. Air mata. Kita telah saksikan seribu tanda-tanda. Bisakah kita membaca tanda-tanda?… 

Puisi "Membaca Tanda-Tanda" karya Taufik Ismail, itu berisi tanda terjadinya kerusakan alam. Awalnya perubahan buruk skala kecil. Lalu timbullah gunung meletus, gempa bumi, longsor, banjir. Semuanya menyebabkan kesengsaraan.

Tuhan menganugerahi manusia kemampuan membaca tanda. Masyarakat Yahudi, pada masa Yesus hidup pun mampu membaca fenomena alam. Meskipun begitu, Yesus mencela mereka, “Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?” (Lukas 12:56). Yesus mencela karena mereka tidak bisa “menilai zaman ini”, mereka tidak mampu melihat tanda-tanda kehadiran Tuhan di tengah-tengah hidup mereka. 

Menurut Yesus, lebih penting mampu mengenali kehadiran Allah, karena Ia menyatakan diri-Nya dalam banyak cara. Allah hadir dalam berbagai peristiwa hidup, dengan pesan rohani di balik semua peristiwa. Ketika ada kesulitan, itulah kesempatan untuk bertumbuh dalam iman. Ketika berkelimpahan, saatnya berbagi dengan yang berkekurangan. Ketika terjadi kekerasan, perang, penindasan perlu ketekunan doa bagi perdamaian dunia. 

Yesus mengingatkan agar tidak menunda pertobatan: “Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan.” (Luk. 12:58a). Hidup bisa berakhir kapan pun. Selagi masih ada waktu, berdamailah dengan Tuhan dan sesama. Melalui Injil Lukas hari ini, Yesus menyapa kita agar mampu membaca peristiwa hidup dengan mata iman, sehingga setiap pengalaman suka dan duka menjadi kesempatan untuk semakin dekat dengan Tuhan. 

Doa:
Tuhan Yesus Kristus, ajarilah kami membaca tanda-tanda zaman dengan mata iman. Bimbinglah kami agar selalu siap berdamai, bertobat, dan hidup dalam kasih-Mu, karena Engkaulah Tuhan dan Juru Selamat kami kini dan sepanjang masa. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia