(Renungan) Perintis Rohani

Perintis Rohani
(Patricia B.Y.)

Setelah itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, 
lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya
(Luk. 10:1)

Kalender Liturgi Sabtu, 18 Oktober 2025
Pesta S. Lukas, Penginjil
Bacaan Pertama: 2Tim. 4:10-17b
Mazmur Tanggapan: Mzm. 145 10-11. 12-13ab.17-18
Bacaan Injil: Luk. 10:1-9

Seorang pendeta Kristen dikirim gerejanya untuk studi teologi di Negeri Paman Sam. Setelah menyelesaikan program S3 Teologinya, beliau kembali ke tanah air dan dipercaya untuk memimpin salah satu cabang yang terbesar dari gereja Kristen itu. Setelah beberapa lama mengemban tugas sebagai pendeta kepala di sana, beliau memutuskan untuk melepaskan jabatannya dan kembali menjadi misionaris di daerah-daerah terpencil, seperti pada awal dia mendapat panggilan untuk penginjilan. 

Injil Lukas hari ini menyebutkan bahwa Yesus mengutus mereka berdua-dua ‘ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya’. Mengapa Yesus harus mengutus murid-Nya ke tempat yang ’hendak dikunjungi-Nya’? Mengapa Yesus tidak langsung saja datang ke tempat yang akan dikunjungi-Nya? 

Yesus ingin melatih para murid agar siap mengemban misi. Menyebarkan Injil kepada orang yang belum mengenal-Nya, dengan resiko ditolak. Yesus menghendaki agar para murid mewartakan kabar bahagia dan membawa damai sejahtera ke seluruh dunia. Yesus ingin para murid menjadi ‘perintis rohani’ di tempat di mana mereka pergi. Yesus juga ingin mengajar mereka untuk tidak bergantung pada materi, melainkan hanya pada kasih dan kuasa Tuhan semata.

Secara manusiawi pendeta tersebut seharusnya merasa bangga dan bahagia karena mendapat tempat penugasan yang nyaman dan mentereng. Bisa memimpin sejumlah besar jemaat dan mendapat fasilitas lengkap dan nyaman di kota besar, merupakan suatu kehormatan. Tapi beliau meninggalkan semuanya itu dan memilih bermisi di pelosok, dengan fasilitas yang sangat minim. Bertemu dengan orang asing yang dia tidak tahu bakal menerimanya atau tidak, dan menyatu dengan manusia-manusia baru yang belum mengenal Allah. 

Bersediakah kita keluar dari zona nyaman dan menjadi ‘perintis rohani’? 

Doa:
Bapa di surga, ampunilah kami bila kami masih memilih-milih tugas pelayanan untuk-Mu. Bantulah kami melepaskan kedagingan kami, mau keluar dari zona nyaman kami, agar semakin banyak orang terpanggil demi kemuliaan-Mu. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia