(Renungan) Roh Kudus Sang Penolong
Roh Kudus Sang Penolong 
(M. Maria Novita)
(M. Maria Novita)
Demikianlah juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita. Sebab, kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri menyampaikan permohonan kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
(Rm. 8:26)
Kalender Liturgi Rabu, 29 Oktober 2025
Bacaan Pertama: Rm. 8:26-30
Mazmur Tanggapan: Mzm. 13:4-5.6
Bacaan Injil: Luk. 13:22-30
Salah satu kelemahan manusia adalah sering lupa atau tidak mau mengandalkan Tuhan. Padahal, sejatinya hidup ini adalah milik Tuhan. Namun, kita sering berpikir bahwa kitalah yang memiliki dan mengatur hidup ini, bahkan terkadang juga hidup orang lain. Berdoa adalah wujud nyata sikap mengandalkan-Nya.
Rasul Paulus kepada umat di Roma mengingatkan bahwa ketika kita merasa sulit berdoa, kita tidak sendirian. Roh Kudus hadir sebagai penolong, menjadi perantara yang menyampaikan permohonan, keluhan, bahkan jeritan hati yang tak mampu terucap kepada Allah.
Saya sendiri pernah mengalaminya. Suatu hari, putri saya meminta bantuan doa karena ingin mencari pekerjaan baru. Saat itu, hati saya bimbang. Pikiran saya ragu, lidah terasa kelu, entah apa yang sebaiknya saya ucapkan. Dalam kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, bukankah bisa bertahan di pekerjaan lama sudah merupakan berkat?
Namun, di situlah Roh Kudus menolong saya. Bukan kebetulan, pada hari itu saya membaca renungan Romo Hardijantan yang bercerita tentang sebuah keluarga yang berdoa Litani Hati Kudus Yesus dalam situasi penuh keputusasaan, atas nasihat seorang imam paroki. Kisah itu menggerakkan hati saya, hingga saya pun berdoa dengan doa yang sama.
Kuasa Roh Kudus sungguh nyata. Setelah melewati empat tahap rekrutmen, putri saya diterima di perusahaan impiannya, dengan gaji dan tunjangan melebihi harapannya. Semua ini jauh melampaui apa yang bisa saya pikirkan atau atur.
Benar apa yang dikatakan Kitab Suci, bahwa Roh Kudus sendiri berdoa bagi kita kepada Allah, dan Allah mendengarkan sesuai dengan kehendak-Nya. Saya teringat firman Tuhan: “Serahkanlah kekhawatiranmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau! Dia tidak membiarkan orang benar goyah” (Mzm. 55:23).
Maka, sudahkah kita sungguh hidup berdasarkan iman dan selalu bersyukur? Sebab, siapa yang dipilih dan ditentukan-Nya sejak semula, dialah yang dipanggil, dibenarkan, dan pada akhirnya akan dimuliakan.
Doa:
Allah Tritunggal Maha Kudus, puji dan terima kasih atas seluruh penyertaan-Mu selalu. Dalam kelemahan-kelemahanku, Engkau hadir dan mengubah kehampaan menjadi kegembiraan dan keteguhan iman. Dari pikiran beranjak kepada pengalaman iman yang menguatkan. Mulialah nama-Mu, kini dan sepanjang segala abad. Amin.
Allah Tritunggal Maha Kudus, puji dan terima kasih atas seluruh penyertaan-Mu selalu. Dalam kelemahan-kelemahanku, Engkau hadir dan mengubah kehampaan menjadi kegembiraan dan keteguhan iman. Dari pikiran beranjak kepada pengalaman iman yang menguatkan. Mulialah nama-Mu, kini dan sepanjang segala abad. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar