(Renungan) Satu Paket: Pemberian dan Tuntutan, Kamu Mau?
Satu Paket: Pemberian dan Tuntutan, Kamu Mau?
(FD. Henny Dwi Widyasari)
(FD. Henny Dwi Widyasari)
“Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, akan banyak dituntut dari dirinya, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, akan lebih banyak lagi dituntut dari dirinya”
(Luk.12: 48b)
Kalender Liturgi Rabu, 22 Oktober 2025
Bacaan Pertama: Rm. 6:12-18
Mazmur Tanggapan: Mzm. 124:1-3.4-6.7-8
Bacaan Injil: Luk. 12:39-48
Seiring membaiknya relasiku dengan Tuhan, aku mulai menyadari kalau setiap waktu hidupku ini adalah atas kebaikan Tuhan. Ketika aku semakin mensyukuri hidupku; semakin pula Tuhan tambahkan berkat di dalam kehidupanku lewat keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan teman-teman serta komunitasku.
Bacaan Pertama: Rm. 6:12-18
Mazmur Tanggapan: Mzm. 124:1-3.4-6.7-8
Bacaan Injil: Luk. 12:39-48
Seiring membaiknya relasiku dengan Tuhan, aku mulai menyadari kalau setiap waktu hidupku ini adalah atas kebaikan Tuhan. Ketika aku semakin mensyukuri hidupku; semakin pula Tuhan tambahkan berkat di dalam kehidupanku lewat keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan teman-teman serta komunitasku.
Berkat atau pemberian Tuhan memang gratis, tidak meminta tumbal (jiwa manusia) seperti halnya pemberian dari roh jahat melalui dukun. Tetapi, bukan berarti pemberian-Nya itu tanpa tuntutan sebagai konsekuensinya. Seperti firman-Nya dalam Lukas 12:48b ini, “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, akan banyak dituntut dari dirinya, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, akan lebih banyak lagi dituntut dari dirinya.” Apakah tuntutan-Nya itu?
Aku merasa tidak ada yang tersembunyi dari Tuhan. Ketika berhadapan dengan suatu masalah yang membuat aku sakit hati atau marah, ada pikiran jahat yang muncul. Sebagai orang yang memperoleh ajaran baik Tuhan Yesus; tentulah kusembunyikan rapat-rapat hanya dalam pikiranku saja. Namun tiba-tiba, “Tuhan datang membongkarnya!” Setiap lipatan hatiku, Tuhan tahu. Aku jadi malu untuk merencanakan yang jahat, walaupun kuakui masih sering terlintas di dalam otak manusiaku ini.
Siapa yang suka sih, diperlakukan orang dengan semena-mena yang menurutku tidak adil bagiku. Namun kini, aku sering merefleksikan kembali pikiran jahat itu dan menutup celahnya dengan kasih. Bukan karena orang itu patut dikasihi, tapi karena aku tahu tuntutan Tuhan terhadapku, yaitu mempertanggungjawabkan sikapku kepada-Nya. Seperti yang dikatakan Rasul Paulus dalam Roma 6:13 “Janganlah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk menjadi senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi sekarang hidup. Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata kebenaran.”
Duh, Tuhan yang begitu baik kepadaku, aku ingin tetap menyenangkan hatimu, aku tidak mau semena-mena terhadap kebaikan-Mu. Jadi, kalau mau diberi dan dipercayakan Tuhan atas banyak hal dalam kehidupan ini, haruslah tahu menjaga sikap. Sepaket dengan besarnya pemberian-Nya adalah besarnya tuntutan yang diminta.
Doa:
Tuhan, terima kasih Engkau kembali mengingatkanku bahwa janganlah dosa berkuasa di dalam tubuhku. Jangan sampai aku pakai tubuhku ini untuk melakukan keinginan jahat. Pakailah tubuhku ini, ya tuanku; Tuhan Yesus Kristus yang bersatu dengan Bapa dan Roh Kudus; menjadi sarana kasih karunia-Mu saja. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar