(Renungan) Tulus Hati
Tulus Hati
(Mery Budiman)
(Mery Budiman)
Tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya menjadi bersih bagimu
(Luk 11:41)
Bacaan Pertama: Rm. 1:16-25
Mazmur Tanggapan: Mzm. 19:2-3.4-5
Bacaan Injil: Luk. 11:37-41 
Cuci tangan sebelum makan sudah menjadi habit kita. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Apakah Yesus sengaja menentang tradisi yang ada? Tidak, Yesus hanya tidak mengikuti aturan cuci tangan orang banyak itu, yang seakan-akan dengan berbuat ini seseorang semakin bersih. Sebaliknya, Yesus justru mengajarkan agar kita tidak hanya bersih secara jasmani yang terlihat dari luar, melainkan yang lebih penting lagi secara rohani, yaitu bersih dari rampasan dan kejahatan di dalamnya (bdk Luk. 11:39). Yesus menyerukan agar selalu menyebarkan kasih dan murah hati bagi sesama dengan bersedekah dari hati yang paling dalam dan tulus, tanpa memandang apakah itu kenalan akrab atau orang asing, sehingga kita dapat menjadi bersih (bdk Luk. 11:41).
Ada seseorang, sebut saja Bapak Andi (bukan nama sebenarnya), tinggal di suatu kota kecil dan rumahnya sangat sederhana. Bagi mereka yang tidak mampu dan meminta bantuan kepadanya, akan selalu ditolongnya. Bahkan berobat keluar negeri pun ditanggung olehnya, terutama semarga. Secara harafiah Bapak Andi sangat sederhana, rendah hati dan sangat peduli dengan orang sekitarnya. Namun ada satu kekurangan Bapak Andi yaitu sifat otoriter. Semua kata-katanya harus dituruti, termasuk oleh ketua perkumpulan sosial karena beliau penyandang dana terkuat. Ketika Bapak Andi ditunjuk untuk menjadi ketua perkumpulan sosial, dia selalu menolak dengan berbagai alasan. Dia sadar, belum dapat mengatasi sifat otoriternya, walau tertutupi atau ‘terbersihkan’ dengan kemurahan hatinya seperti yang disebutkan oleh Yesus dalam Injil hari ini.
Hari ini kita diajak untuk merenungkan dan menikmati kasih Allah, bersyukur atas berkat yang diberikan dan agar dapat berbagi untuk sesama kita yang membutuhkan terutama mereka yang lemah, yang mengalami keterbatasan dan terpuruk dalam keputusasaan hidup. Berbagi dengan sesama dengan tulus hati itu juga merupakan suatu usaha membersihkan diri agar menjadi makin sempurna dalam Tuhan.
Doa:
Allah Bapa di dalam surga kami bersyukur atas kasih-Mu yang begitu besar kepada kami semua. Kau hadirkan Roh Kudus untuk mengajari dan membimbing kami untuk selalu rendah hati, menjadi perpanjangan tangan-Mu menyalurkan berkat dan peduli bagi sesama terutama mereka yang lemah dan terpuruk. Amin.

 
 
 
Komentar
Posting Komentar