(Renungan) Bertahan dan Tetap Bersaksi dalam Penderitaan

Bertahan dan Tetap Bersaksi dalam Penderitaan
(Melani Sudhana)

“Namun, tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang.
Dalam ketabahanmu, kamu akan memperoleh hidupmu.” 
(Luk. 21:18-19)

Kalender Liturgi Rabu, 26 November 2025
Bacaan Pertama: Dan. 5:1-6.13-14.16-17.23-28
Mazmur Tanggapan: Mzm. T.Dan. 3:62.63.64.65.66.67
Bacaan Injil: Luk. 21:12-19

Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka akan menghadapi penganiayaan dan penderitaan karena percaya kepada-Nya. Tak berhenti di situ, bahkan mereka akan diserahkan oleh orang tua, kaum keluarga dan sahabat-sahabat terdekat. Penganiayaan yang akan mereka hadapi bukanlah akhir hidup mereka, melainkan menjadi kesempatan bagi mereka untuk bersaksi. Yesus berjanji akan menyertai dan memberi hikmat kepada mereka untuk bersaksi sehingga mereka tidak perlu takut. Yesus menguatkan mereka untuk tetap bertahan dan berpengharapan. Tidak patah semangat; karena tidak sehelai pun rambut di kepala yang akan hilang.

Janji Yesus tidak hanya berlaku untuk murid-murid-Nya di zaman itu. Janji Yesus tetap berlaku untuk kita di zaman kini. Kita pun diharapkan tetap bertahan di dalam kesulitan hidup yang kita hadapi. Pertentangan dan diskriminasi karena iman, kesulitan hidup atau apa pun yang kita hadapi dalam hidup kita; Yesus ingin kita tetap bertahan dalam iman kita, tetap bersaksi dan tetap berpengharapan.

Seorang teman dekat saya divonis menderita kanker payudara dan harus segera diangkat. Saat menerima vonis ini, dia tak dapat menerimanya dan bertanya pada Tuhan: “Why me?” Dia merasa sudah hidup baik di hadapan-Nya. Menjalani hidup rumah tangga dengan baik. Pelayanan di gereja, lingkungan dan kantor suaminya dengan sangat baik. Tapi harus menderita penyakit ini.

Dia menjalani operasi pengangkatan payudara. Selesai itu dia menjalani pengobatan kemoterapi dan radiasi. Setelah 6 bulan pengobatan, tidak sehelai pun rambutnya terlepas. Akhirnya dia menyadari akan kebenaran janji Tuhan. Dia langsung berbalik, memohon ampun pada Tuhan. Dia bersaksi dan terus menjalani pelayanannya. Selanjutnya, alih-alih memohon kesembuhan, dia memohon kekuatan untuk tidak sekali pun berpaling dari-Nya. Kedua payudara dan rahimnya sudah diangkat. Setiap 6 bulan masih kontrol untuk mengetahui perkembangan kankernya. Dia menjalaninya dengan penuh iman, karena percaya pada janji Yesus: “Dalam ketabahanmu, kamu akan memperoleh hidupmu.” 

Apakah kita mau tetap bertahan dengan tabah, dan bersaksi di dalam penderitaan kita?

Doa:
Bapa Yang Maha Kasih, mampukan kami untuk tetap bertahan dan percaya pada-Mu dalam kesulitan hidup kami. Mampukan kami untuk bersaksi akan kebesaran-Mu dalam kesulitan yang kami hadapi. Karena hanya Engkau yang patut dipuji dan disembah, Allah kami yang Maha Kuasa. Amin.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia