(Renungan) Diagnosis Hati
Diagnosis Hati
(Kresensia Aurelia Aida Kurniawan)
(Kresensia Aurelia Aida Kurniawan)
“Sebab, mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya.”
(Luk. 21:4)
Kalender Liturgi Senin, 24 November 2025
PW. S. Andreas Dung-Lac
Bacaan Pertama: Dan. 1:1-6.8-20
Mazmur Tanggapan : T.Dan. 3:52.53.54.55.56
Bacaan Injil: Luk. 21:1-4
Tuhan kita Yesus Kristus bukan melihat tampilan fisik manusia, tetapi melihat hatinya. Ketika Ia melihat seorang janda di Bait Allah memberi persembahan, Ia melihat hati yang berani berkorban demi kasihnya kepada Allah. Sebab dengan memberi ke Bait Allah, selain untuk kehidupan para imam dan keluarganya sebagai pelayan Sabda Allah; juga untuk membantu orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan.
Sungguh sangat kontras dengan persembahan orang-orang kaya yang memberi persembahan dari kelimpahannya. Saya membayangkan, saat itu Yesus melihat bahwa mereka memberi ala kadarnya saja, walaupun nominalnya jauh lebih besar daripada janda itu. Mereka memberi persembahan yang banyak, untuk dilihat orang. Sesungguhnya mereka dapat memberi lebih banyak lagi, sebab kelimpahan dari Allah ada nilai sosial yang digunakan untuk membantu sesama.
Dalam suatu komunitas, saya memperhatikan ada dua orang teman yang memberi tempat atau rumahnya menjadi tempat berkumpul, sebut saja A dan B. Rumah A memang cukup luas dan sering dipakai untuk komunitas. Dua tahun terakhir ini, B membangun rumah doa yang lebih luas dan lengkap dengan fasilitas yang memadai, juga gratis. Kini sering dibuat acara komunitas di sini karena jadwal peminjamannya tidak sepadat di gereja.
Sekilas, memberikan tempat adalah hal yang wajar bila tempatnya memadai. Namun, menjadi hal yang tidak wajar bila ada tempat yang lebih besar karena acaranya melibatkan jumlah orang lebih banyak; tapi A tidak mau ikut hadir karena iri hati dengan B. Sebab A berkata berulang kali, “Kenapa harus di tempat dia, kenapa tidak di gereja saja?” Sedangkan ruangan-ruangan di gereja juga selalu penuh dengan kegiatan kategorial yang begitu banyak. A menyebut dirinya lebih senior dari yang lain, sehingga keinginannya minta dipenuhi. A merasa bangga dan ingin dipuji bila rumahnya digunakan untuk komunitas, tetapi tidak suka ada orang lain seperti B yang 'lebih hebat' darinya. Nah, bila Yesus mendiagnosis hati Anda, apakah Anda seperti hati A atau seperti hati B?
Doa:
Yesus, sering kali kami tidak sadar bahwa kebutuhan ingin dipuji membuat kami melukai orang lain. Biarlah Roh Kudus-Mu selalu mengingatkan kami untuk bersikap rendah hati dan tidak memaksakan kehendak kami kepada orang lain. Berilah kami rahmat seperti hati-Mu yang sabar dan Maha Belas Kasih. Amin.

Komentar
Posting Komentar