(Renungan) Ingatlah akan Istri Lot!

Ingatlah akan Istri Lot!
(Martha Maria Herina Tjahjadi)

“Siapa saja yang pada hari itu sedang berada di atap rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya. Demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan istri Lot!”
(Luk. 17:31-32)

Kalender Liturgi Jumat, 14 November 2025
Bacaan Pertama: Keb. 13:1-9
Mazmur Tanggapan: Mzm. 19:2-3.4-5 
Bacaan Injil: Luk. 17:26-37

Hidup secara duniawi adalah makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun; terus berulang, tiada akhirnya. Bangun tidur, beraktivitas sampai larut malam, lalu tidur kembali. Besok hari diulang-ulang, hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun. Work hard play hard, slogan jaman now yang diagung-agungkan. Artinya bertarung hidup dengan bekerja keras; setelah mendapatkan hasilnya, nikmatilah sepuas-puasnya. Ada pula orang hidupnya bermimpi demikian: muda bekerja dan hidup berfoya-foya, masa tua bahagia, kelak mati masuk surga. 

Pada bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk senantiasa bersiap diri, tidak terlena dengan pola kebiasaan dunia. Dalam firman-Nya Tuhan Yesus juga mengingatkan bahwa kedatangan-Nya kelak adalah pasti dan tidak terduga. Ingat dan belajar dari apa yang terjadi pada istri Lot! Apakah kita yang sudah diselamatkan masih mau mengikat diri pada hal-hal duniawi? Filsuf Yunani kuno, Aristoteles, mengatakan, “Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali.” Hal-hal yang kita kerjakan berulang kali akan membentuk kebiasaan. Sebagai murid Tuhan Yesus, kita wajib membentuk kebiasaan menjauhi kelekatan pada harta dan keinginan duniawi yang berpotensi membawa kita semakin jauh dari kehendak-Nya. Hendaknya kita semakin unggul dalam kekudusan dan hidup untuk memuliakan Allah saja. 

Salah satu cara mengatasi kelekatan duniawi adalah dengan menerapkan olah rohani Agere Contra, yaitu melakukan tindakan yang berlawanan dengan keinginan diri kita akan hal-hal duniawi. Metode ini diajarkan oleh St. Ignasius Loyola. Caranya dengan mengintegrasikan iman dan tindakan secara harmonis. Iman menjadi motivasi dan dasar untuk melakukan tindakan yang benar, sementara tindakan yang benar memperkuat iman dan membawa pertumbuhan rohani. Dengan demikian kehidupan kita semakin mengarah kepada kehendak Yesus dan memperkuat iman kita untuk berjalan ke depan sesuai dengan ajaran Yesus.

Apakah kita sudah tertantang mengolah kerohanian kita sehingga lebih berfokus pada kehendak-Nya?

Doa:
Ya Allah Tritunggal Maha Kudus, semua yang ada di dunia ini adalah anugerah-Mu. Terangilah hati dan budi kami untuk menyadari dan menjalani setiap hari kami seperti hari kedatangan Yesus, sehingga kami selalu setia, siap sedia dalam bimbingan dan perlindungan Roh Kudus. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia