(Renungan) Mata yang Berbahagia

Mata yang Berbahagia
(Ign. Hardjo S.L.)

Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid murid-Nya secara tersendiri dan berkata, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.”
(Luk. 10:23)

Kalender Liturgi Selasa, 2 Desember 2025.
Bacaan Pertama: Yes. 11:1-10
Mazmur Tanggapan: Mzm. 72:2.7-8.12-13.17
Bacaan Injil: Luk. 10:21-24

Saya dan istri setiap hari melakukan olah raga jalan pagi sesuai yang dianjurkan oleh dokter. Kami mulai jam 5:30 dengan durasi sekitar satu jam. Jalan di kompleks perumahan masih sepi. Udara masih segar tanpa polusi emisi kendaraan. Melalui kegiatan ini, kami melihat banyak hal dari dekat yang tidak kami lihat ketika mengendarai mobil.

Kami bisa menghirup udara pagi yang segar, melihat matahari yang perlahan mulai menampakkan sinarnya. Kami juga melihat indahnya bunga-bunga, dan lebatnya buah pada pohon di kebun rumah-rumah yang kami lewati. Di sepanjang jalan, kami memperhatikan aktivitas pedagang buah mulai menata dagangannya dan para pemulung yang sudah membawa karung berisi barang-barang hasil mengumpulkan rongsokan mereka. 

Kami melihat karya Tuhan, dan bagaimana Tuhan berkarya dalam hidup kami dan sesama melalui semua kegiatan ini.

“Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.” Ini adalah perkataan Yesus secara khusus kepada para murid-Nya. Yesus mengatakannya, karena mereka telah mengenal dan melihat secara pribadi karya yang dilakukan-Nya dalam perutusan mereka. Yesus mengekspresikan sukacita dan rasa syukur-Nya kepada Allah dengan kembalinya para murid dari tugas perutusan mereka. Para murid yang diutus-Nya, dapat melihat kuasa Yesus melebihi kuasa setan melalui peristiwa penyembuhan selama perutusan mereka.

Meski saya hidup jauh setelah masa para murid Yesus, namun bisa melihat semua karya Yesus dalam hidup. Saya merasa termasuk 'mata yang berbahagia'. 

Saya berbahagia karena diberi kesehatan yang baik sehingga bisa melihat karya-Nya, serta mengalami kehadiran-Nya dalam setiap langkah hidup saya. Selain itu, melalui firman-Nya dan penyertaan Roh Kudus, saya semakin dimampukan untuk melihat kehadiran Kerajaan Allah dengan mengalami pengampunan dan kuasa Tuhan dalam hidup saya.

Marilah kita hidup dengan rasa syukur yang mendalam, menyadari bahwa kita telah diberi karunia istimewa melihat karya-Nya yang membawa kepada pengenalan yang lebih dalam lagi kepada Yesus Kristus!  

Doa:
Allah Bapa di surga, kami bersyukur atas karunia-Mu menjadi mata yang berbahagia. Ajarilah kami untuk mampu melihat kehadiran-Mu dan karya-Mu dalam setiap peristiwa hidup kami. Jadikan semua itu untuk semakin meneguhkan iman kami. Amin.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia