(Renungan) Pengkhianat pun Dikasihi Tuhan

Pengkhianat pun Dikasihi Tuhan

(HS. Haryanto Tanudjaja)

Sesudah itu Ia mencelupkan roti itu, lalu memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.  

(Yoh. 13:26b)

Kalender Liturgi Selasa, 15 April 2025
Bacaan Pertama : Yes. 49:1-6
Mazmur Tanggapan : Mzm. 71:1-2. 3-4a. 5-6ab. 15. 17
Bacaan Injil : Yoh. 13:21-33. 36-38

Pengkhianat dikutuk dan layak dihukum berat. Bagaimana tidak? Air susu dibalas dengan air tuba. Pengkhianatan terbesar dalam sejarah manusia dilakukan oleh Marcus Junius Brutus (44 SM), pemimpin konspirator yang menyergap dan menikam mati Julius Caesar, pemimpin militer dan politik  Romawi. Padahal Brutus sudah dianggap anaknya sendiri, malah diusung sampai memperoleh jabatan tinggi. Caesar hanya bisa terkejut tak berdaya, “Et tu, Brute?” -  'Engkau jugakah, Brutus?' Akhirnya, Brutus dikalahkan dalam pertempuran dan bunuh diri.  
 
Yudas Iskariot terpilih sebagai murid Yesus yang dipercaya memegang uang kas; adalah misteri. Stigmatisasi terhadap Yudas adalah sebagai murid yang munafik, koruptif, dan sering mencuri uang (Yoh. 12:6). Sejak awal Yesus tahu, bahwa Yudas tidak “bersih” sehingga mudah dirasuki iblis. Dia telah mengatakan ciri-ciri si pengkhianat, tetapi tak seorang pun mengerti. 

Ketika Yudas mencium pipi Yesus, ungkapan kasih atau hormat mendalam disusupi niat iblis untuk membunuh-Nya. Kiss of death. Kepedihan Yesus yang dikhianati dengan sebuah ciuman, seperti  kepedihan Ayub, "….dan mereka yang kukasihi, berbalik melawan aku" (Ayb. 19:19). Apa pun motifnya, baik demi 30 uang perak atau memberontak pada Roma, faktanya Yudas bersekongkol dengan pemuka agama.
 
Namun, Yesus tidak terkejut atau memarahinya. Sejak Yudas terpilih jadi murid-Nya, Yesus mengasihi Yudas sampai kesudahannya. Terakhir, Yesus membasuh kakinya, mencelupkan roti (bdk. sikap Boas kepada Ruth, Rut 12:14), dan meminta Yudas pergi agar selamat dari amukan murid lain kalau sampai jati diri pengkhianat terungkap. Ternyata Yudas sungguh “meninggalkan-Nya”.  Yesus tidak dikalahkan, tetapi justru menggunakan pengkhianatan itu untuk menggenapi rencana keselamatan Allah. Meski iblis ikut bekerja di balik pengkhianatan, peristiwa ini tetap dalam kendali Allah. Akhirnya, Yudas sadar, menyesal, dan bunuh diri.

Hari ini kita memperingati Santo Damianus de Veuster yang memaksa kembali ke Pulau Molokai, Hawaii; karena tidak mau mengkhianati pelayanan cintanya kepada penderita kusta sampai dia meninggal terjangkit kusta. 

Bila menyadari telah menyangkal atau menghianati Yesus, apakah kita hanya menyesal seperti Yudas, atau lalu bertobat dan mohon ampun seperti Petrus? 

Doa:
Allah Maha Rahim, ampunilah aku dan curahkan rahmat pertobatan dalam masa Prakaskah ini, agar dapat mengakhiri pengkhianatan dan ketidaksetiaan kepada-Mu. Selain itu, mampukan aku meneladani-Mu untuk dapat memaafkan, mengasihi, dan mendoakan orang-orang yang mengkhianati dan menyakitiku. Amin.